Senin, 05 Mei 2014

Slow Culture; Fashion_Do It Yourself

Slow Culture; Fashion_Do It Yourself

Sustainable, Eco, Green and Ethichal fashion movement merupakan citra yang muncul di tahun 1990-an sebagai penentangan dampak dari “fast fashion” yang dibuat secara massal dan murah. Gerakan slow fashion ini didasarkan pada prinsip yang sama pada slow food. Slow fashion menjadi sangat penting karena setiap produk yang dibuat akan berbasis kepada lingkungan hidup, sehingga setiap konsumen menyadari sense of value and quality-nya. Konsumen mengasumsikan bahwa apa yang mereka dapat didasarkan pada harga, sehingga nilai yang mereka berikan pada produk merupakan ‘biasa-biasa saja, aman dan rapi’.

Dengan adanya slow fashion ini, ketika mereka melihat proses atau melakukannya secara langsung maka akan timbul sense of value and quality dari dalam diri mereka sehingga merubah paradigma konsumen sampai masyarakat luas. Salah satu contoh slow fashion adalah Do It Yourself; dimana seseorang akan making, mending, customizing, altering, and up-cycling pakaian hingga aksesoris mereka sendiri dari material dasar atau yang ada hingga menjadi bentuk produk fashion yang mereka inginkan. 



Setelah melakukan dan melalui proses dalam do it yourself, akan timbul sisi emosional dari orang tersebut sehingga mereka lebih menghargai hasil karya mereka dengan lebih baik bahkan terkadang tidak dapat ternilai secara materi. Hal tersebut termasuk dalam prinsip slow culture participant, dimana konsumen diajak untuk melakukan penciptaan desain hingga produk sehingga mempengaruhi sisi emosional sebagai emotional design/attachment product.







Faradina Nurfitri H
1405110030
Fashion Forecasting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar