Senin, 12 Mei 2014

IDE/KONSEP - SLOW CULTURE - INTERIOR

Seiring berkembangnya zaman, saat  ini mulai banyak bangunan yang dibangun untuk meningkatkan fasilitas perkotaan, misalnya saja perumahan, hotel, apartemen, toko, dan masih banyak lagi. Pada bangunan tersebut dibutuhkan paralon yang berdiameter cukup besar untuk saluran air dan listrik. Akan tetapi paralon tersebut dipakai seperlunya saja, sehingga tersebarnya limbah paralon dari sisa-sisa bahan pembangunan. Selain itu pada pembangunan juga biasanya terdapat limbah  serbuk kayu bekas serutan gergaji yang dibuang secara percuma, dan serbuk tersebut dapat mengotori lingkungan sekitar yang membuat lingkungan menjadi tidak nyaman dengan serbuk yang berserakan dan berterbangan dimana-mana. Dengan adaya persoalan seperti itu, saya memiliki ide untuk memanfaatkan limbah-limbah tersebut menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam interior. Paralon yang berbentuk seperti tabung itu akan saya buat menjadi furniture rumah, yaitu sebagai tempat penyimpanan sepatu ataupun sebagai rak tempat untuk memajang mainan yang berukuran kecil (mobil-mobilan, boneka kecil, dan lain-lain). Paralon tersebut akan ditempel di dinding dan disusun secara acak namun beraturan, sehingga membentuk nirmana. Ada paralon yang di potong dengan ukuran pendek dengan panjang 10 cm, dan adapula yang berukuran panjang 20 cm, Sehingga dapat dijadikan dekorasi interior juga dengan memperlihatkan irama pada potongan paralon tersebut (susunan paralon yang di potong dengan panjang yang berbeda-beda). Akan tetapi, paralon yang dibutuhkan untuk rak sepatu adalah paralon yang memiliki diameter yang cukup besar, antara 15-20 cm.



Sedangkan untuk limbah serbuk kayu, akan dimanfaatkan sebagai  wall treatment. Serbuk kayu tersebut ditempel di dinding yang akan membentuk sebuah alur, irama, ataupun gambar sesuai yang kita inginkan dan memberikan kesan timbul pada sebuah dinding. Jika kita ingin memberikan permainan warna pada sebuah dinding dengan menggunakan wall dari serbuk kayu, sebelum ditempelkan ke dinding, serbuk kayu tersebut dapat di beri pewaran terlebih dahulu, sehingga dinding tersebut menjadi lebih berwarna. 
Itulah ide/konsep yang saya pikirkan untuk slow culture pada sebuah interior.







Rizka Anisa Fauziah
1403112075
Desain Interior

Tidak ada komentar:

Posting Komentar