Her merupakan film yang disutradari oleh Spike Jonze. Film bergenre fiksi
ilmiah ini diperankan oleh Joaquin Phoenix, Amy Adams,
Olivia Wilde, dan Scarlett Johansson. Film Her
mengisahkan tentang seorang pria introvert bernama Theodore Twombly
(Joaquin Phoenix) yang sedang mengalami kesepian dan kegalauan berat pasca
berpisah dengan istri sekaligus sehabat masa kecilnya, Catherine (Rooney Mara).
Ia kemudian yang jatuh cinta pada sebuah program komputer bernama Samantha
(Scarlett Johansson). Film ini bersetting di kota Los Angeles, Amerika. Kisah
romansa yang dibalut dengan setting dunia masa depan dimana teknologi sudah
sangat canggih, menjadi keunikan tersendiri dalam film ini.
Film Her menyuguhkan dunia dimana sebagian besar teknologi hanya mengenali
sensor suara ,gerakan dan sedikit sentuhan. Dunia dimana tidak ada lagi komputer
yang menggunakan keyboard untuk mengetik surat atau email maupun pekerjaan
kita. Semua sistem berbasis suara dan gerakan, kita bisa melakukan segalanya
seperti mendengarkan music, membaca email, membaca berita harian hanya dengan
memerintahkan sistem operator gadget
kita untuk melakukan sesuai dengan perintah yang kita berikan. Teknologi yang
digambarkan pada film ini benar-benar sangat praktis dan dekat dengan kita. Dalam
film ini pun menggambarkan, dunia dimana sudah bukan keanehan lagi, ketika
seseorang berbicara dan tertawa sendiri atau ketika orang berjalan sendiri
sepanjang hari, dunia dimana manusia tidak lagi harus memiliki seorang teman
yang nyata, dunia dimana manusia lebih banyak menggunakan imajinasi mereka
untuk hidup mereka sendiri.
Berbeda dengan film-film lain yang bercerita tentang masa depan. Masa depan
tidak lagi digambarkan dengan desain gedung, interior dan fashion yang serba futuristik,
namun dalam film ini justru masa depan digambarkan layaknya seperti masa
sekarang. Warna-warna yang muncul dalam film ini terkesan lebih minimalis dan
soft, tidak banyak ornamen atau motif . Fashion yang dikenakan terlihat lebih vintage, Celana highwaist ( fashion
lelaki di film ini selalu memakai celana highwaist), kemeja dengan sweater,
celana/rok kain, dll. Bahkan yang saya rasakan ketika menonton film ini,
suasana, backsound / music, warna visual (screen) pada film ini sangat vintage.
Saya merasakan suasana yang tidak jauh berbeda ketika sedang menonton film yang
berlatarkan jaman 50-an hingga 70-an.
Inti cerita dalam film ini dimulai
ketika Theodore menginstal sebuah program komputer yang memiliki tingkat
kecerdasan setara dengan manusia. Secara umum program komputer ini dapat
dikatakan memiliki Intuisi. Mereka dibuat untuk memiliki perasaan, dibuat untuk
terus berkembang seperti layaknya manusia, berkembang untuk memahami dan
mengerti bagaimana pemilik program tersebut, sehingga mereka dapat membantu dan memudahkan
si pemilik program tersebut. Permasalahan muncul ketika terjalin perasaan
khusus antara Theodore dan Samantha. Mereka terlibat dalam sebuah kisah percintaan.
Mereka saling curhat, saling
menghibur, pergi berkencan hingga bercinta. Samantha mengurus semua hal yang
Theodore perlukan dan butuhkan layaknya seorang istri. Dan puncak permasalahan
terjadi ketika Theodore menyadari bahwa Samantha hanya sebuah program komputer
yang juga dipakai dan melayani banyak orang, bahkan menjalin hubungan seperti
yang ia lakukan dengan Samantha. Dan pada akhirnya mereka pun putus.
Hal-hal yang disuguhkan menurut saya
sangat memungkinkan akan terjadi dimasa depan. Teknologi yang berbasis suara
dan gerakan sangat memungkinkan terjadi karena di masa sekarang sudah mulai
banyak system/ teknologi yang berbasis suar, gerakan atau sentuhan. Manusia
jaman sekarang mulai memikirkan lingkungan sekitar, dimana manusia dimasa sekarang
menciptakan sebuah konsep yang bernama biotechnology,
sehingga sangat memungkinkan bahwa masa depan tidak akan berwujud seperti dunia
yang serba futuristik. Namun satu hal yang saya ragukan adalah ketika sebuah sistem
komputer memiliki Intuisi. Perlu pengertian dan mungkin penelitian khusus untuk
membuktikan dan menelaah apakah mungkin sebuah system operasi sebuah komputer
memiliki tingkat kecerdasan dan perasaan setara dengan manusia. Secara kasar
dapat dikatakan bahwa manusia memiliki salinan diri mereka sendiri hanya saja
tidak memiliki tubuh atau manusia dapat menciptakan kembaran mereka sendiri
tanpa perlu menciptakan tubuh. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan
manusia menciptakan sesuatu yang dapat membantu mereka dalam berakifitas atau
bersosisalisasi, namun ketika sesuatu tersebut memiliki Intuisi itu sedikit
mustahil. Terlalu kompleks jika kita membicarakan tentang manusia apalagi
tentang perasaan yang dimiliki manusia. Sekalipun itu dimasa depan, sulit
dipahami bahwa hal tersebut akan terjadi di masa depan.
Aubrietia Violentina
1405114005
KTM 2011
Fashion Forcasting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar