Pendukung gerakan ini berargumentasi bahwa kita sering kehilangan potensi kepuasan dari suatu perjalanan karena sudah terlalu bersemangat dan antisipasi yang berlebihan di tempat tujuan. Hal-hal tersebut membuat kita kurang memahami suatu keadaan dan kebudayaan daerah tersebut. Slow travel mengizinkan kita untuk ikutserta dalam suatu kegiatan lokal, mengunjungi tempat-tempat tertentu bersama penduduk lokal dan tidak menggunakan buku panduan, dan itu membuat kita mengenal penduduk dan budaya lokal lebih dekat. Pelaku slow travel ini menghabiskan waktu untuk mengunjungi kota kota kecil dan juga mengeksplorasi kota tersebut secara mendalam.
Slow travel juga bisa berarti menyewa sebuah apartemen untuk seminggu dan mengeksploras daerah tersebut dengan berjalan kaki atau mobil. Terkadang juga menggunakan sepeda untuk pergi ke desa lain. Selama kita tidak terburu-buru dan menikmati perjalanan kita di satu daerah dan tidak menggunakan list tempat-tempat tujuan, bisa dikatakan sebagai slow travel.
Keuntungan yang kita dapatkan dari slow travel, selain merasa lebih dekat dengan penduduk, lebih mengenal isi kota tersebut dan budayanya, kita juga tidak pusing dan terburu-buru untuk mendapatkan suatu pengalaman di tempat yang berbeda. Selain itu, slow travel juga lebih ramah lingkungan karena kita lebih banyak menggunakan sepeda atau kereta, ataupun berjalan kaki. Penggunaan pesawat juga berkurang dan dikatakan bahwa emisi dari pesawat merupakan salah satu penyumbang besar pemanasan global.
Eriel Risya Helena
1405110008
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Slow_Movement#Slow_Travel
http://www.responsibletravelreport.com/component/content/article/11-oceania/2631-what-is-slow-travel
http://www.independenttraveler.com/travel-tips/none/the-art-of-slow-travel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar