Slow
Culture; Fashion_Do It Yourself
Sustainable,
Eco, Green and Ethichal fashion movement merupakan citra yang muncul di tahun
1990-an sebagai penentangan dampak dari “fast fashion” yang dibuat secara
massal dan murah. Gerakan slow fashion ini didasarkan pada prinsip yang sama
pada slow food. Slow fashion menjadi sangat penting karena setiap produk yang dibuat
akan berbasis kepada lingkungan hidup, sehingga setiap konsumen menyadari sense of value and quality-nya. Konsumen
mengasumsikan bahwa apa yang mereka dapat didasarkan pada harga, sehingga nilai
yang mereka berikan pada produk merupakan ‘biasa-biasa saja, aman dan rapi’.
Dengan
adanya slow fashion ini, ketika mereka melihat proses atau melakukannya secara
langsung maka akan timbul sense of value
and quality dari dalam diri mereka sehingga merubah paradigma konsumen
sampai masyarakat luas. Salah satu contoh slow fashion adalah Do It Yourself;
dimana seseorang akan making, mending,
customizing, altering, and up-cycling pakaian hingga aksesoris mereka
sendiri dari material dasar atau yang ada hingga menjadi bentuk produk fashion
yang mereka inginkan.
Setelah melakukan dan melalui proses dalam do it yourself, akan timbul sisi
emosional dari orang tersebut sehingga mereka lebih menghargai hasil karya
mereka dengan lebih baik bahkan terkadang tidak dapat ternilai secara materi. Hal
tersebut termasuk dalam prinsip slow culture participant, dimana konsumen
diajak untuk melakukan penciptaan desain hingga produk sehingga mempengaruhi
sisi emosional sebagai emotional
design/attachment product.
Faradina Nurfitri H
1405110030
Fashion Forecasting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar