Zahrah Dhiya'ul Haq
1403111073 | Desain Interior
1920s
Sedikit mengulas era sebelumnya, yaitu 1920s, pasca Perang Dunia I (1914-1918), di mana prinsip desain modern mulai mempengaruhi berbagai aspek termasuk desain dapur. "form follows function" dan sebuah campaign yang digaungkan saat itu "ornament is a crime" menghasilkan desain dapur yang fungsional. Furnitur dapur saat itu masih berupa single modular dan bentuk dapur double line adalah yang paling populer saat itu. Di era 20s tersebut, dapur merupakan sebuah ruang yang tertutup dari ruang-ruang semi public lainnya di dalam rumah.
Pada 1939, Perang Dunia II dimulai. Para istri harus siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari perang, yaitu kurangnya bahan pangan. Frigidaire, salah satu perusahaan kitchen appliance, melihat peluang ini dan menawarkan produk lemari es, sebagai solusi penyimpanan bahan makanan agar tahan lama kepada para ibu rumah tangga kelas menengah dan menengah ke atas.
Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945. Para suami kembali pulang ke rumah dan inilah saatnya berkumpul kembali bersama keluarga. Advertising dari brand Kelvinator ini menggambarkan kebahagiaan pada waktu itu, di mana para istri menyambut suaminya dengan menyajikan hidangan terbaik yang kebanyakan adalah daging, untuk para suami.
Namun, berakhirnya Perang Dunia II membawa dampak lainnya, yaitu tuntutan untuk hidup fungsional dan low cost. Kelangkaan bahan bakar minyak menginspirasi brand Tappan untuk meluncurkan inovasinya berupa peralatan masak dengan bahan bakar gas, "live modern for less with gas" taglinenya.
Pasca Perang Dunia II, negara melakukan percepatan pertumbuhan dalam berbagai aspek. Brand terkenal, General Electric (GE), pun turut menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam memasak dengan produk-produk masak elektrik, dan yang terpenting, lower cost. Selain itu, era 40an ini juga kental dengan nuansa patriotisme yang diwujudkan dalam skema warna dapur seperti yang diluncurkan oleh brand American Standard. Bentuk dapur letter-U masih menjadi favorit, namun tampak perubahan pada konsep dapur yang kini menyatu dengan dining area.
1950s
Fifties is television and consumerism era. Perilaku konsumtif ini didasarkan pada kebebasan dan keinginan untuk melupakan penderitaan di masa Great Depression (World War II). Modernisasi sedang berada di puncaknya, di mana desain dapur modern berusaha memasukkan produk-produk dengan teknologi terbaru di dalamnya. Kemajuan teknologi ini juga tampak pada penggunaan material aluminium pada kitchen utensils.
Semakin banyak keluarga yang pindah ke daerah suburban, dapur pada era ini lebih dari sekadar ruang untuk memasak dengan tiled-floor, melainkan juga sebagai arena bagi kaum sosial kelas menengah untuk lebih memaknai nilai-nilai pentingnya keluarga, peran gender yang berbeda, dan kemakmuran. Breakfast counter atau mini bar dan televisi pada dapur menambah kesan kekeluargaan pada dapur era 50s ini. Hal lainnya, desain dapur era ini banyak menggunakan warna-warna pastel dan koleksi apron pun semakin beragam hingga menjadi trend fashion di dapur. Salah satu hal yang unik adalah trend extension phone everywhere di mana penggunaan telepon di dapur maupun kamar tidur sama pentingnya, mungkin ini adalah salah satu cara masyarakat memaknai kekeluargaan di lingkungan suburban.
1960s
Sixties merupakan masa perubahan yang sangat besar. Era ini difokuskan pada masalah generasi muda yang memberontak terhadap tradisi lama yang sudah terbentuk. Pemberontakan ini memberi pengaruh besar terhadap fashion, musik, dan dekorasi rumah. Semuanya menjadi tampak lebih dinamis, grafis, dan warna-warni.
Furnitur era ini sering mengkombinasikan material seperti logam, kaca, kayu, dan PVC. Kemajuan teknologi menghasilkan bentuk-bentuk organis seperti S-shape. Warna-warna yang terinspirasi dari alam seperti hijau, merah, kuning, orange, sangat populer. Era sebelumnya memiliki warna yang sama, namun di era 60s ini kontras warna meningkat menjadi lebih cerah. Vinyl dengan warna cerah yang glossy diaplikasikan sebagai finishing, menghasilkan kesan mencolok dan provokatif adalah suasana yang ingin dihasilkan di era ini.
Microwave dan dishwasher adalah bagian penting di dapur pada era 70s. Ini adalah salah satu dampak dari maraknya produk ready meal dan fast food. Selain itu, di era ini dapur menjadi lebih luas sekitar 50% dari dekade sebelumnya. Earth tones masih menjadi warna favorit, harvest gold, avocado green, sunshine yellow, kermit green, dan bright orange. Sebagian dapur di era ini terkesan funky dengan aplikasi wallpaper bermotif psychedelic, wall art, dan furnitur plastik.
Advertising kitchen set di era ini tidak sebanyak dekade sebelumnya. Sebaliknya, ready meal dan fast food serta makanan rendah kalori mendominasi media iklan. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan popularitas Twiggy sebagai beauty icon yang memicu munculnya trend diet pada wanita dan makanan instan rendah kalori. Sehingga intensitas memasak di dapur lebih sedikit dari era sebelumnya.
1980s
Dapur pada era 80s masih mengadopsi nuansa natural namun dengan aplikasi yang lebih santai berupa flat-panel, finishing cat, laminasi dan lacquer, aplikasi warna-warna hangat seperti honey dan cherry. Red oak adalah material yang populer, bahkan berlebih, membawa sentuhan country dan rustic yang kembali hadir di dapur era 80an. Banyak dapur menggunakan island di era ini meski sebenarnya penggunaan island telah ada sejak era 60s.
Gaya lainnya yang juga menjadi trend di era ini adalah hi-tech, dengan desain baru yang sleek, stylish, dan almost all-white.
1990s
Dapur tidak lagi menjadi sebuah ruang, melainkan area. Era 90s banyak menerapkan open space pada dapur sehingga dapur tidak hanya terhubung langsung dengan dining area, tapi juga ruang keluarga maupun taman atau backyard, maka interaksi keluarga saat berkumpul sambil bercengkerama atau menonton tv pun dapat dilakukan dari area dapur sekalipun. Nostalgia, adalah kesan pertama dari dapur di era 90s. Gaya-gaya lama seperti country hadir kembali di era ini, beberapa di antaranya diolah kembali dan diberi sentuhan kontemporer.
2000s
Di era 2000s beberapa hal yang menjadi trend adalah aplikasi glossy floor, cermin sebagai elemen dekoratif sekaligus untuk menambah kesan luas, finishing brass, semakin beragamnya variasi pada material countertops seperti penggunaan granit dan concrete (beton), dapur warna putih maupun warna kayu natural masih menjadi favorit, serta dapur dengan open floor plan. Selain itu, stainless steel adalah material baru pada kitchen appliance yang mulai digemari di era ini.
NOW
Kita berada di tahun 2014, menuju pertengahan era 2010s ini, green design dan sustainable design adalah isu terhangat dalam ranah interior. Dapur memiliki peranan penting dalam mewujudkan sistem rumah tinggal yang ramah lingkungan. Bentuk dapur letter-L dan double line menjadi bentuk dapur yang banyak diminati karena tergolong efektif dan efisien. Penggunaan sumber daya energi pada dapur eco-friendly memerlukan perhitungan matang. Seperti general lighting dengan penggunaan pencahayaan alami secara maksimal, LED lamp untuk task lighting, penggunaan detector pada kompor elektrik dan kran bak cuci, dan lainnya. Trend ini menghasilkan gaya yang unik pada dapur, salah satunya industrial style yang khas dengan unfinishied look-nya.
References :
- http://www.calfinder.com/
- http://www.academia.edu/1640182/Television_and_consumerism_in_the_1950s_Soaps_quiz_shows_and_the_Kitchen_Debate
- http://www.stolaf.edu/depts/ciswp/mmoon/documents/1950skitchens.pdf
- http://www.retroplanet.com/
- http://uglyhousephotos.com/
- http://www.housebeautiful.com/
- http://www.kitchen-design-ideas.org/
- http://www.dailymail.co.uk/
- http://blog.vintagevixen.com/
- http://pzrservices.typepad.com/vintageadvertising/vintage_kitchenware_advertising/
- http://realestate.msn.com/
- http://inberitanews.blogspot.com/
- http://www.sustainableconstructionblog.com/
- http://www.thingsthatinspire.net/
- http://www.pinterest.com/
- http://www.flickr.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar